Minggu, 11 Oktober 2009

Pertanyaan-pertanyaan seputar sariawan

1. Mengapa saya minum vitamin C tetapi justru membuat saya sariawan?

Jawab: salah satu penyebab sariawan adalah hipersensitif terhadap suatu zat yang dimakan. Jika konsumsi tablet vitamin C justru menyebabkan sariawan mungkin ada alergi terhadap salah satu komponen tablet vitamin C tersebut. Jika seperti itu maka lebih baik mengkonsumsi vitamin C lain yang alami saja, misalnya sayur dan buah.

2. Bagaimana cara mencegah sariawan?

Jawab : - Hindari stress

- Tingkatkan kualitas tidur

- Jaga kesehatan gigi dan mulut

- Perbaiki pola makan, perbanyak sayur dan buah

- Pelan-pelan dalam mengunyah dan menggosok gigi

3. Apakah benar mengenai mitos biji cabe yang ditempel pada sariawan akan membuat sariawan cepat sembuh?

Jawab : Belum ada penelitan tentang hal ini, tetapi mungkin saja karena karena cabe merangsang air liur sehingga lebih moist dan virus serta bakteri segera hilan, juga memberikan kesempatan jaringan untuk sembuh dari lukanya.

4. Adakah diet khusus untuk penderita sariawan?

Jawab : Tergantung seberapa parah kondisi sariawan. Namun, makanlah makanan yang lunak dan perbanyak konsumsi sayur dan buah. Selain itu juga perbanyak konsumsi protein agar perbaikan jaringan yang rusak dapat berjalan cepat. Jangan lupa perbanyak konsumsi air.

5. Saya memiliki beberapa pertanyaan terkait masalah sariawan. saya memiliki seorang anak yang sering sekali menderita sariawan di daerah bibir. Bibir anak saya selalu kering dan pecah-pecah. Bagaimana cara mengatasinya? mengapa sariawan sangat identik dengan vitamin C?Apakah tidak ada penyebab lain selain kekurangan vitamin C?

Jawab :Sariawan memang identik dengan kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin C mengakibatkan jaringan di dalam rongga mulut dan jaringan penghubung antara gusi dan gigi mudah robek yang akhirnya menyebabkan sariawan. Namun, kondisi tersebut dapat diatasi jika kita sering mengonsumsi buah dan sayuran yang merupakan sumber vitamin C. Ada banyak faktor yang dapat memicu sariawan, diantaranya adalah kekurangan vitamin C, stress, kurang terjaganya kebersihan mulut, tergigit, dan lain sebagainya. Umumnya seseorang menderita sariawan karena kekurangan vitamin C. Dari berbagai factor penyebab sariawan tersebut, kita dapat mengetahui cara mengatasi masalah sariawan, diantaranya adalah mengkonsumsi asupan vitamin C yang cukup, menghindari stress, menjaga kebersihan mulut, serta berhati-hati saat menggunyah makanan agar tidak tergigit. Makanan sumber vitamin C banyak terdapat pada buah dan sayur seperti jeruk, jambu, nanas, wortel, tomat, dan lain sebagainya.

6. Anak saya suka sekali makan jeruk. Namun, tetap saja mengalami sariawan. Kenapa bisa terjadi demikian?

Jawab :mekanisme kekurangan dan kelebihan asupan vitamin C memiliki pengaruh yang sama terhadap tubuh. Baik kekurangan vitamin C maupun kelebihan vitamin C memiliki pengaruh yang hampir sama, yaitu dapat menyebabkan sariawan. Tidak hanya karena kekurangan vitamin C, kelebihan vitamin C juga dapat menyebabkan mulut menjadi kering dan bibir pecah-pecah. Dengan demmikian asupan vitamin C sebaiknya cukup, yakni tidak berlebihan dan tidak pula kekurangan. Namun, bila asupan vitamin C dinilai sudah cukup sedangkan sariawan tidak kunjung sembuh, segera periksakanlah anak ibu ke dokter, karena kemungkinan hal itu dapat menjadi gejala awal adanya kanker mulut.



Sabtu, 10 Oktober 2009

TIPS-TIPS SEPUTAR SARIAWAN


1. Konsumsi vitamin C dosis tinggi bukan solusi yang bijaksana dalam penyembuhan sariawan. Harus diketahui dahulu penyebab sariawan yang diderita karena tidak semuanya berawal dari defisiensi vitamin C.

2. Trauma bisa terjadi pada saat makan, di mana proses pengunyahan bahan makanan yang padat atau keras berakibat pada rusaknya jaringan lunak rongga mulut. Stomatitis karena trauma biasanya sembuh sendiri tanpa pengobatan. Tetapi lebih baik mencegah dengan cara mengunyah baik-baik makanan yang masuk ke mulut, tidak makan dengan tergesa-gesa. Selain itu juga lebih berhati-hati ketika menggosok gigi karena benturan sikat gigi dapat menyebabkan luka.

3. Rongga mulut bisa dikatakan sebagai barometer penyakit sistemis, seperti gangguan imunitas, hormonal, dan kelainan darah, yang diderita pasien. Sehingga, gejala penyakit sistemis seringkali timbul dalam rongga mulut sebelum penyakit yang mendasarinya terdiagnosis oleh dokter atau dikeluhkan pasien. Hal ini disebabkan banyaknya pembuluh darah yang terdapat di sekitar mulut. Selain itu, jaringan pada mulut sangat halus dan sel-sel yang ada di dalamnya paling cepat berganti. Akibatnya, jika daya tahan tubuh berkurang sedikit saja, bakteri di mulut yang sehari-hari normal menjadi patogen. Mulut pun akan mudah terkena sariawan. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut.









MENCEGAH DAN MENGOBATI

SARIAWAN

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya sariawan, antara lain yaitu menghindari kondisi stres; sering mengonsumsi buah dan sayuran, terutama yang mengandung vitamin B, vitamin C, dan zat besi; menjaga kesehatan atau kebersihan gigi dan mulut; serta menghindari makanan dan obat-obatan yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada rongga mulut.

Sariawan dapat diredakan dengan menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam bentuk salep (yang mengandung antibiotika dan penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun obat kumur. Saat ini, sudah banyak tersedia pasta gigi yang dapat mengurangi terjadinya sariawan. Jika sariawan sudah terlanjur parah, dapat digunakan antibiotika dan obat penurun panas (bila disertai dengan demam). Sariawan umumnya akan sembuh dalam waktu 4 hari. Namun, bila sariawan tidak kunjung sembuh, segera periksakan ke dokter, karena hal itu dapat menjadi gejala awal adanya kanker mulut.

Saat ini terdapat berbagai upaya tradisional maupun medis yang dapat ditempuh untuk memberantas sariawan. Obat sariawan ternyata tak cuma bisa didapatkan melalui resep dokter, namun juga dapat diperoleh di dapur, kamar mandi maupun di halaman. Obat sariawan yang biasa terdapat di dapur, diantaranya adalah: mentega, madu, garam sampai air tomat. Jika anda merasa bibir perih saat berada di kamar mandi, anda dapat langsung meraih pasta gigi, oleskan saja, seperti yang juga dilakukan pada obat sariawan dari dapur. Sedangkan pengobat sariawan yang lebih modern dapat anda peroleh di apotek. Biasanya tablet hisap atau ekstrak Vitamin C menjadi pilihan utama. Alternatif lain adalah obat-obat tradisional yang bisa diperoleh di toko jamu atau toko obat Cina. Selain itu, dapat juga menggunakan obat kumur anti septic atau abothyl. Obat sariawan yang dapat diperoleh dari halaman adalah tumbukan daun saga. Namun, jika sariawan yang anda derita dipicu oleh stress, tentunya upaya mengatasi stress atau kecapekanlah yang harus dilakukan.

GEJALA SARIAWAN


Sariawan identik dengan kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin itu memang mengakibatkan jaringan di dalam rongga mulut dan jaringan penghubung antara gusi dan gigi mudah robek yang akhirnya menyebabkan sariawan. Namun, kondisi tersebut dapat diatasi jika kita sering mengonsumsi buah dan sayuran.

Sariawan umumnya ditandai dengan rasa nyeri seperti terbakar sebelum luka dapat terlihat di rongga mulut yang terkadang menyebabkan penderita sulit untuk menelan makanan, dan bila sudah parah dapat menyebabkan demam.

Sariawan dimulai dengan adanya luka seperti melepuh di jaringan mulut yang terkena berbentuk bulat atau oval. Setelah beberapa hari, luka seperti melepuh tersebut pecah dan menjadi berwarna putih di tengahnya, dibatasi dengan daerah kemerahan. Bila berkontak dengan makanan dengan rasa yang tajam seperti pedas atau asam, daerah ini akan terasa sakit dan perih, dan aliran saliva (air liur) menjadi meningkat. Berdasarkan ciri khasnya secara klinis, SAR dapat digolongkan menjadi ulser minor, ulser mayor, dan ulser hepetiform.

Biasanya daerah yang paling sering timbul sariawan adalah di mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta di langit-langit. Gejala-gejalanya diantaranya berupa: Peradangan, sakit di mulut, penurunan asupan, demam, diare, gejala konstitusional. Gangguan sariawan dapat menyerang siapa saja, termasuk bayi yang masih berusia 6-24 bulan.





JENIS-JENIS

Stomatitis Aphtous Reccurent (SAR)


Berdasarkan ciri khasnya secara klinis, SAR dapat digolongkan menjadi ulser minor, ulser mayor, dan ulser hepetiform.

Ulser minor adalah yang paling sering dijumpai, dan biasanya berdiameter kurang dari 1 cm dan sembuh tanpa menimbulkan jaringan parut. Bentuknya bulat, berbatas jelas, dan biasanya dikelilingi oleh daerah yang sedikit kemerahan. Lesi biasanya hilang setelah 7-10 hari. Ulser mayor biasanya berdiameter lebih dari 1 cm, bulat dan juga berbatas jelas. Tipe ini membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh, dan dapat menimbulkan jaringan parut setelah sembuh. Ulser herpetiform adalah yang paling jarang terjadi dan biasanya merupakan lesi berkelompok dan terdiri dari ulser berukuran kecil dengan jumlah banyak.








Apa Saja PENYEBAB SARIAWAN??

Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi penyebab munculnya sariawan. Misalnya, luka tergigit pada bibir atau lidah, luka karena menyikat gigi terlalu keras atau bulu sikat yang sudah mengembang, mengkonsumsi makanan atau minuman panas, alergi terhadap suatu makanan (seperti nanas dan cabai), kekurangan vitamin C, vitamin B dan zat besi, kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga, pemasangan gigi palsu, faktor psikologi (emosi dan stres), gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi), adanya infeksi oleh mikroorganisme, dan kondisi tubuh yang tidak fit. Terjadinya sariawan di tempat yang sama selama dua minggu hingga satu bulan dapat dijadikan indikasi adanya kanker rongga mulut.



SEJARAH SARIAWAN

Scurvy (sariawan) dahulu terjadi ketika orang-orang Eropa berlayar selama berbulan-bulan lamanya untuk berpetualang dan mengambil rempah-rempah yang sangat berlimpah di Asia. Karena berada di atas lautan selama berbulan-bulan, maka para awak kapal tidak bisa mengkonsumsi sayur dan buah. Akibatnya tubuh mereka kehabisan total vitamin C. Padahal kita tahu vitamin C ini sangat dibutuhkan oleh seluruh sel-sel hidup agar dapat berfungsi dengan baik. Makanya timbullah luka-luka pada berbagai tempat, misalnya pada mulut, gusi, dan lidah. Tak hanya itu, selaput lendir mata, usus, hidung, serta kulit juga menunjukkan gejala yang sama.

Melihat keadaan demikian, seorang dokter kapal Inggris, James Lind (1747) berusaha meneliti mengapa keadaan demikian bisa terjadi. Lantas ia mengadakan percobaan di atas kapal tersebut dengan memberi makan separuh dari awak kapal dengan 2 jeruk orange dan sebuah lemon setiap hari. Ternyata kelompok yang diberi makan jeruk ini tidak terserang scurvy, sementara yang tidak diberi buah mengalami sakit. Kemudian ia menyimpulkan bahwa kekurangan vitamin C-lah penyebabnya.